Menghidupi Syukur dalam Segala Hal

"Bersyukurlah"

Senin, 01 Agustus 2024

 

Bersyukur adalah sikap hati yang mengakui dan merespon kasih karunia Tuhan dalam segala situasi. Meskipun tantangan dan kesulitan datang, kita dipanggil untuk tetap bersyukur, karena melalui syukur, kita menemukan kedamaian dan sukacita sejati.

“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” 1 Tesalonika 5:18 (TB)

  1. Bersyukur dalam Kebaikan:

    Kita cenderung mudah bersyukur ketika hidup berjalan lancar dan berkat melimpah. Namun, dalam momen-momen ini, penting bagi kita untuk tidak hanya berterima kasih atas berkat yang terlihat, tetapi juga untuk kasih dan pemeliharaan Tuhan yang tidak selalu terlihat. Seperti yang tertulis dalam Yakobus 1:17 (TB): “Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.”

  2. Bersyukur dalam Penderitaan:

    Mengucap syukur dalam penderitaan mungkin tampak sulit, tetapi hal ini adalah bagian penting dari iman kita. Rasul Paulus, dalam Filipi 4:11-13 (TB), memberikan contoh bagaimana kita dapat bersyukur dalam segala keadaan: “Bukan karena kekurangan aku berkata demikian, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan; baik dalam hal kelimpahan, maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”

Dalam penderitaan, kita diingatkan bahwa Tuhan selalu bersama kita, dan melalui cobaan, kita dibentuk dan diperkuat. Roma 5:3-4 (TB) mengajarkan bahwa “Bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan. Dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.”

  1. Bersyukur dalam Segala Keadaan

Ayub: Tetap Setia dalam Penderitaan Ayub adalah contoh utama dari seseorang yang tetap bersyukur kepada Tuhan meskipun menghadapi penderitaan yang luar biasa. Kehilangan kekayaan, anak-anak, dan kesehatannya tidak menggoyahkan iman Ayub. Meskipun istrinya menyarankan untuk mengutuk Tuhan dan mati, Ayub tetap mempertahankan kesetiaannya. Dalam Ayub 1:21 (TB), ia berkata,

“Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!”

Daud: Mengucap Syukur dalam Segala Situasi Daud, yang dikenal sebagai “orang yang berkenan di hati Tuhan,” adalah contoh lain dari seseorang yang mengucap syukur dalam segala situasi. Meskipun sering dikejar oleh musuh-musuhnya, termasuk Raja Saul, Daud tetap memuji Tuhan. Mazmur 34:2 (TB) menunjukkan sikapnya:

“Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku.”

Dalam kesulitan maupun kebahagiaan, Daud selalu mengangkat hatinya kepada Tuhan dengan syukur.

Yusuf: Tetap Setia Meski Difitnah dan Dipenjara Yusuf adalah contoh lain dari seseorang yang tetap bersyukur dan setia kepada Tuhan meskipun mengalami pengkhianatan dan ketidakadilan. Setelah dijual oleh saudara-saudaranya dan dipenjara karena tuduhan palsu, Yusuf tetap berpegang teguh pada imannya. Dalam Kejadian 50:20 (TB), Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya,

“Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.”

Yusuf melihat tangan Tuhan dalam segala hal, bahkan dalam penderitaannya.

Paulus: Bersyukur dalam Penganiayaan dan Kesulitan Rasul Paulus adalah contoh dari seorang hamba Tuhan yang bersyukur dalam segala keadaan, termasuk penganiayaan dan penjara. Dalam Filipi 4:11-13 (TB), Paulus menyatakan,

“Bukan karena kekurangan aku berkata demikian, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan; baik dalam hal kelimpahan, maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”

Paulus mengajarkan kepada jemaat untuk bersyukur dalam segala situasi karena kekuatan kita berasal dari Kristus.

Baca: Keadilan dan Kebenaran di Hadapan Tuhan

  1. Bersyukur sebagai Tindakan Iman

Bersyukur bukan hanya respon emosi tetapi juga tindakan iman. Ketika kita bersyukur, kita mengakui kedaulatan Tuhan atas segala sesuatu dan mempercayai rencana-Nya yang baik bagi kita. Dalam Mazmur 100:4-5 (TB), kita diundang untuk masuk ke hadirat Tuhan dengan penuh syukur:

“Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian; bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya. Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.”

Saudara-saudara yang terkasih, marilah kita mengambil waktu untuk merenungkan segala hal yang Tuhan telah berikan kepada kita, baik besar maupun kecil, dan bersyukur kepada-Nya. Ketika kita hidup dalam syukur, kita menemukan bahwa hati kita dipenuhi dengan sukacita yang melampaui keadaan kita. Seperti yang dikatakan dalam Kolose 3:15 (TB): “Dan hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.”

Doa: Tuhan yang penuh kasih, kami bersyukur atas segala hal yang Engkau berikan dalam hidup kami. Ajarlah kami untuk melihat kebaikan-Mu dalam setiap keadaan, baik dalam kelimpahan maupun kesulitan. Semoga hati kami selalu penuh dengan syukur dan pujian kepada-Mu. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.

Show More

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button