![Sejarah Kota Ende](https://dipon.id/wp-content/uploads/2024/08/pasar-ende-tempo-dulu.jpg)
Pembangunan Ende terus dilakukan tahun 1917 seperti rumah sakit, kuburan Kristen, tempat tinggal asisten Residen, masjid, sekolah dan berbagai fasilitas lainnya. Dalam ekonomi para penduduk tidak mengandalkan segi pertanian saja akan tetapi ada berdagang, tukang kuli pasar dan pelabuhan, bekerja kantor pemerintah. Menunjang kehidupan transportasi pelabuhan disinggahi oleh kapal KPM (Koninkijk Paketwaart Maatscappij).
Masa Pemerintahan Raja Haji Hasan Aroeboesman (1949-1962)
Haji Hasan Aroeboesman diangkat menjadi Raja Ende pada tahun 1949, menggantikan ayahnya, Raja Haji Puah Meno Aroeboesman. Penobatannya dihadiri oleh 44 Mosalaki dan masih dilakukan di bawah pengawasan Belanda, meskipun Indonesia telah merdeka.
Pada masa pemerintahannya, Ende mengalami kemajuan yang signifikan. Masyarakat hidup rukun dan toleran, dengan berbagai kearifan lokal yang mengatur kehidupan sosial. Ekonomi Ende berkembang pesat, tidak hanya bergantung pada perdagangan antar pulau, tetapi juga pada pertanian, perikanan, dan sektor jasa. Raja Haji Hasan Aroeboesman juga memberikan kontribusi besar dalam pembangunan Ende dengan menyerahkan sebagian tanahnya untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan dan kantor polisi.
Ende dan Kelahiran Pancasila
Ende memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia sebagai tempat pengasingan Soekarno pada tahun 1934. Selama di Ende, Soekarno berinteraksi dengan masyarakat yang beragam, memperdalam pengetahuan agama, dan terlibat dalam kegiatan seni dan diskusi. Pengalaman ini memengaruhi pemikiran Soekarno dan berkontribusi pada perumusan Pancasila, dasar negara Indonesia. Soekarno mendapatkan inspirasi di bawah pohon sukun di pinggir pantai Ende, tempat ia merenungkan nilai-nilai yang akan menjadi landasan bangsa Indonesia.
![Sejarah Kota Ende](https://dipon.id/wp-content/uploads/2024/08/rumah-pengasingan-ir-soekarno-ende-300x168.jpg)
Baca: Pahlawan Revolusi
Aksi politik Soekarno di Ende secara fisik berhenti total. Ende sangat kontras dengan Jawa sehingga pemikiran Soekarno ditempuh dengan dua jalan selama pengasingannya. Pertama memperluas pengetahuan dan memperdalam agama Islam, kedua memperluas pengetahuannya tentang agama Kristen dengan bergaul akrab para pastor. Pendalaman Soekarno tentang Islam di Ende lewat surat-surat Islam yang ditujukan kepada T.A. Hassan guru Persatuan Islam di Bandung. Beberapa buku-buku yang diminta Soekarno diantaranya: (1) pengajaran shalat, (2) utusan wahabi, (3) Al-Muchtar, (4) Debat Talqien, (5) Burhan complet (6) Al-Djawahir.
Selain memperdalam agama Islam Soekarno banyak belajar tentang agama Kristen dan bersahabat dengan para pastor diantaranya Pater Huijtink dan Pater Bouma serta para bruder. Selama di Ende Soekarno diperbolehkan secara leluasa membaca buku-buku di perpustakaan pastoran dan istirahat di rumah pastoran. Soekarno banyak berbicara dan berdiskusi dengan para pastor. Selain itu juga Soekarno sering menyewa gedung paroki atau Immaculata untuk mengadakan pertunjukkan sandiwara dengan orang Flores.
One Comment